Minggu, 09 Oktober 2011

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN EMBOLI PARU


ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN EMBOLI PARU


A.    PENGERTIAN
Emboli paru adalah tersumbatnya jaring jaring vaskuler oleh embolus yang dapat berupa thrombus ( bekuan darah ), fragmen jaringan, lemak dan gelembung udara. Yang paling umum karena terlepasnya thrombus dari perlekatannya pada vena ekstremitas bawah ( vena profunda betis ) lalu bersirkulasi melalui jantung kanan sampai akirnya tersangkut pada arteria pulmonalis

B.     PATOFISIOLOGI
     Emboli yang terlepas melewati jantung kanan dan tersangkut pada vaskuler pulmonal,   aliran darah tersumbat sehingga menyebabkan hipoksia jaringan pulmonal. Ketidakseimbangan rasio V/S ( ventilasi / perfusi ) menyebabkan hipoksemia arteri. Jika embolus tidak menyebabkan infark maka bekuan dilarutkan oleh system fibrolitik dan fungsi paru kembali normal.

      Skema Patogenesis emboli paru:
      
Stasis vena / cedera pembuluh darah / hiperkoagualabilitas
â
Pembentukan thrombus
â
Terlepasnya thrombus
â
Infark sebagian sirkulasi pulmonal
â
Hipoksia vasokontriksi / penurunan surfaktan / edema paru / atelektasis
â
Takipnea / dispnea / nyeri dada / PaCO2 menurun / PaO2 menurun / infark pulmonal / hipertensi pulmonal / penurunan curah jantung / hipotensi sistemik / syok

C.     FAKTOR PREDISPOSISI
1.      tromboflebitis ( thrombus vena profunda betis )
2.      imobilisasi ( meningkatkan resiko stasis )
3.      trauma ( luka bakar menyebabkan kerusakan endotel )
4.      obesitas
5.      penyakita jantung ( DC, IMA )
6.      neoplasma
7.      terapi estrogen ( menyebabkan hiperkoagualibilitas )

D.    PENATALAKSANAAN MEDIS
1.      terapi trombolitik
pemberian 100 mg rt-PA ( activator plasminogen tipe jaringan ) rekombinan sebagai infus
2.      embolektomi pulmonal
ekstrasi emboli dari vaskuler pulmonal ataupun kateter penghisap IV

E.     PROSES KEPERAWATAN
1.      Pengkajian
a.       aktivitas / istirahat : riwayat imobilisasi, kelemahan, dispnea, gangguan tidur, takikardi
b.      sirkulasi : riwayat cedera vena iliaka / pelvis, varises vena, luka baker, takikardia, disritmia, hipotensi, tromboflebitis
c.       pernapasan : riwayat penyakit paru kronis, batuk, sputum berdarah, takipnea, whizzing
d.      nyeri / kenyamanan : neyeri dada, tromboflebitis, gelisah, merintih, menekan dada
e.       pemeriksaan penunjang : angiografi pulmonal, GDA ( PaO2 dan PaCO2 menurun ), hemokonsentrasi
2.      Diagnosa keperawatan
a.       pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru / proses inflamasi ditandai dengan takikardia, batuk, whizzing, rales.
b.      Gangguan perfusi jarinagan ( perubahan vaskuler pulmonal ) berhubungan dengan obstruksi vaskuler oleh emboli ditandai dengan takikardia, tromboflebitis, cianosis
c.       Kurang pengetahuan tentang kondisi dan pengobatan berhububgan dengan terbatasnya informasiditandai dengan memerlukan informasi, salah gambaran tentang kondinya
3.      Intervensi keperawatan ( dx. a )
a.       kaji status pernapasan
b.      observasi warna kulit, membrane mukosa, ujung jari
4.      Intervensi keperawatan  ( dx. b )
a.       berikan stoking antiemboli
b.      tinggikan ektremitas bawah
c.       lakukan latihan rentang gerak
d.      kaji tempat punksi IV
e.       berikan antikoagulan sesuai terapi
f.       pantau PT dan PTT
5.      Intervensi keperawtan ( dx. c )
a.       ajrkan pada klien tentang factor penyebab dan upaya menghindari emboli pulmonal
b.      tidak memakai pakaian ketat
c.       hindari duduk atau berdiri lama lakukan gerakan dorsofleksi tiap 2 jam
6.      Kriteria evaluasi ( dx. a )
Pola nafas efektif dengan frekuensi dan irama normal, suara paru normal
7.      Kriteria evaluasi ( dx. b )
Nadi normal, ekstremitas hangat, tanda flebitis tidak ada, PT / PTT normal
8.                              Kriteria evaluasi ( dx. c )
Menyebutkan perilaku yang dapat meningkatakan resiko emboli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar